INTROVERT, SIAPA
TAKUT?
oleh : Nazifpri Etrariadi
Menjadi introvert bagi sebagian besar orang merupakan
masalah besar. Orang-orang yang merasa dirinya introvert mengira bahwa dirinya
akan sulit menggapai karier di masa depan. Padahal itu tidak seratus persen
benar.
Jujur, saya dulunya adalah salah satu orang yang juga ikutan
berpikir demikian. Saya merasa bahwa karakter introvert ini akan membawa dampak
berupa kerugian bagi saya. Namun, pikiran saya berubah seketika saya duduk di
bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketika itu saya merubah mencoba merubah
pola pikir saya mengenai karakter yang saya miliki ini.
Sebenarnya, karakter introvert ini juga ada berguna dalam
dunia karier. Banyak orang-orang yang memiliki karakter introvert ini, sukses
dalam karier yang dia kerjakan. Banyak juga pekerjaan yang sebenarnya sangat
cocok dimiliki oleh seorang berkarakter introvert, salah satunya adalah penulis.
Mengapa masih banyak orang yang mengira bahwa hanya orang
ekstrovert saja yang bisa sukses? Saya menilai bahwa faktor utama yang menjadi
poin penilaian khalayak mengenai hal tersebut adalah disebabkan oleh banyaknya
orang ekstovert yang lebih sering untuk terekspos ke publik. Hal ini sungguh
berbeda jika dibandingkan oleh orang berkarakter introvert yang kurang suka
untuk mengekspos diri mereka secara langsung kepada khalayak.
Untuk menjadi seorang introvert yang sukses, maka
diperlukanlah dirinya untuk mengetahui definisi karakter yang ia miliki
tersebut. Definisi yang tersebut harus dalam penjabaran per individu mereka,
karena jika mereka menggunakan definisi introvert milik orang lain, ia tidak
akan menemukan arti dari betapa berharganya karakter yang ia miliki tersebut. Walaupun
konsep ini tidak berasal dari orang yang
ahli dalam psikologi, namun saya telah merasakan testimoni ini. Testimoni ini
pun telah banyak saya rasakan sendiri ketika saya menemukan konsep ini.
Saya sendiri mendefinisikan introvert sebagai karakter orang
yang suka berpikir dalam kondisi yang tenang, dan orang yang suka berkomukasi
lebih instens bersama orang yang memang benar-benar yang ia percayakan. Dari definisi
yang saya temukan ini, banyak sekali perubahan yang saya rasakan terhadap
pribadi ini bila dibandingkan sebelum menghayati definisi ini. Mengapa
demikian?
Nah, dari definisi tersebut saya mencoba untuk berbenah
diri. Saya mulai untuk mencoba membedakan bahwa orang yang introvert itu jauh
berbeda dengan penyakit sosial yang tengah menimpa pemuda di Jepang, yaitu
Hikikomori (Orang yang senang mengurung diri dalam rumah). Setelah saya telah
dapat membedakan dua hal yang ternyata sama sekali jauh berbeda tersebut,
kemudian saya mulai untuk berbenah tentang definisi introvert dulu yang
ternyata salah dan telah lama saya anut.
Akhirnya tibalah ketika saya sudah mulai menghayati definisi
baru yang saya anut. Saya mulai mengerti bahwa kesuksesan seorang introvert itu
juga ada lahannya sendiri. Jikalau orang yang ekstrovert sukses dengan
mengekspos diri secara gamblang. Saya sebagai orang yang introvert mencoba
untuk mengekspos diri di balik layar. Maksudnya di sini adalah saya mencoba
mengekspor diri melalui tulisan. Dan ketika saya sudah terbiasa dalam menulis,
saya pun mencoba untuk mengikuti ajang-ajang perlombaan. Alhasil, saya
bersyukur bisa mendapatkan prestasi dalam bidang menulis. Semua ini berkat
dukungan dari Tuhan dan berbagai pihak serta usaha saya dalam mencoba mengubah
diri. Salah satu dari prestasi yang mungkin saya bilang “wah” sampai saat ini
adalah menjadi Juara III menulis esai tingkat SMA se-Indonesia.
Ketika telah duduk di bangku kuliah, saya pun mulai untuk
mengembangkan karakter introvert ini guna mendukung kesuksesan karier saya
kedepannya. Sekali lagi saya bersyukur, Glints dapat menjadi sumber referensi
bagi saya yang introvert ini bagaimana dan apa jalur terbaik untuk saya guna
kesuksesan di masa depan. Maka dari itu, saya merekomendasikan juga Glints
kepada teman-teman yang memiliki nasib yang mungkin hampir sama dengan saya,
dan yang masih bimbang dengan karakter introvert yang dimiliki.